Wednesday, February 17, 2010

Citra Guru Dimata Siswanya


Siapa yang tidak kenal dengan guru? Di dunia ini tidak ada seorangpun yang belajar tanpa guru. Bahkan Nabi Adam ’alaihissalam sebagai manusia pertama pun ada gurunya, tidak tanggung-tanggung gurunya adalah Sang Khaliq yaitu Allah SWT (QS. Al-Baqarah: 31). Dalam konteks sekarang, guru bukan hanya seorang sosok yang memberikan pelajaran (materi) di kelas juga membimbing, membina, mengarahkan, mengasah, memberi teladan yang baik, dan seterusnya, melainkan sebuah pengalaman pun dapat dikatakan sebagai belajar dan itulah yang disebut sebagai guru, begitu pula dengan membaca buku, "membaca" alam sekitar dan sebagainya.
Di sekolah, setiap hari siswa bertemu, bercengkrama dan berinteraksi dengan gurunya, lalu apa pandangan para siswanya terhadap guru, singkatnya bagaimana citra seorang guru di mata para siswa? Ada ungkapan guru adalah segalanya, tidak ada guru siswa tak tentu rudu arahnya, bisa membuat onar dan kekacauan di dalam kelas maupun di luar kelas. Tanpa guru siswa tak menentu, ada yang menunggu dan menunggu sampai ada siswanya yang dungu dan lugu.

Guru galak/garang
Citra pertama adalah citra seorang guru yang galak. Pada dasarnya, tidak ada manusia di dunia ini yang galak (baca: suka marah) karena manusia diciptakan sesuai dengan fitrahnya. Artinya, segala tingkah laku, sikap dan perangai manusia sesuai dengan hatinya. Guru tidak akan bertindak semena-mena sepanjang tidak ada yang menjadi faktor penyebab dalam tindakan yang dilakukan oleh siswanya. Guru akan marah jika ada siswa yang melakukan hal-hal dan tindakan yang melanggar aturan sekolah dan sebagainya. Oleh karena itu, jangan sampai siswa menjadi pemicu kemarahan guru. Kasus penganiayaan guru terhadap siswa yang sering kita dengar dan saksikan di berbagai media memberitakan bahwa tidak lain karena siswa yang menjadi biang tindakan dan kekesalan serta kemarahan guru.
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa hati manusia dibagi menjadi tiga, yaitu: (1). Qalbun Salimun (hati yang selamat/sehat), (2). Qalbun Maridhun (hati yang berpenyakit), (3). Qalbun Mayyitun (hati yang mati). Qalbun Salimun adalah hati yang selalu berjalan di jalan yang benar/lurus sesuai dengan fitrahnya. Qalbun Maridhun adalah hati yang sudah dimasuki dan dinodai oleh hal-hal negatif sehingga dihinggapi penyakit-penyakit duniawi yang melalaikan lagi menyesatkan. Sedangkan tingkat yang paling parah adalah Qalbun Mayyitun yaitu mata hati yang sudah terkunci mati mata hatinya dikarenakan kekafiran, sehingga hatinya menjadi mati dan tidak akan hidup atau dapat dibuka melainkan hanya dengan hidayah dari Allah SWT. Begitupun guru, hati seorang guru awalnya Qalbun Salimun, namun hatinya akan menjadi Qalbun Maridhun tatkala ada dipengaruhi oleh hal-hal di luar dirinya yang disebabkan oleh tingkah laku para siswanya sehingga guru menjadi marah.

Guru disiplin
Citra kedua adalah disiplin. Disiplin bukan hanya tepat waktu datang ke sekolah, namun dalam segala hal. Guru yang disiplin adalah guru yang patuh dan taat terhadap peraturan sekolah, disiplin dalam memberikan pengajaran dan penilaian (evaluasi) untuk keperluan kependidikan dan sebagainya.
Menurut Kartini Kartono (1995), "guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar." Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

Guru teladan
Teladan artinya sesuatu yang patut ditiru, dan guru hendaknya menjadi teladan bagi murid-muridnya karena guru adalah seseorang yang memang pantas untuk – mengutip pepatah Jawa – diguGU (dipatuhi) dan ditiRU (dicontoh). Bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara (1889-1959) sudah mewariskan filsafat pendidikan bagi para guru: "Ing Ngarsa sung tuladha, in madya mangun karsa, tut wuri handayani" (di depan memberi teladan, di tengah membimbing, dan di belakang mendorong).

Guru yang baik
Citra selanjutnya adalah guru yang baik. Citra ini muncul ketika para siswa tidak pernah diperlakukan oleh gurunya dengan semena-mena (baca: guru tidak pernah marah dan itu ini). Guru juga yang selalu memberikan nilai yang "bagus" di raport siswanya. Bahkan ada sebagian siswa yang mengatakan guru yang baik adalah guru yang tidak selalu memberikan latihan dan tugas, tetapi akan mendapatkan nilai yang memuaskan di dalam raport. Namun, beberapa minggu terakhir kita lihat di televisi yang menayangkan ada di antara siswa yang terlibat dalam aksi tawuran bahkan yang lebih parahnya lagi ditemukan aksi kekerasan antar siswa yang terekam dalam telepon seluler (ponsel). Inikah akhlak dan moral siswa sebagai generasi penerus bangsa? Jika ini yang terjadi, citra guru yang baik masih dipertanyakan. Dan masih banyak lagi citra-citra lain yang dicap kepada guru. Wallahu a’lam. **

*) Penulis adalah alumni STAIN Pontianak.

Sumber : http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=17033


Bookmark and Share

Tuesday, February 16, 2010

Lagu Toolbar Pengolah Angka








Program pengolah kata Microsoft Word tidak asing bagi kita. Penggunaan toolbar dan menu bar Microsoft Word sudah biasa digunakan. Untuk siswa kelas X SMA, metode ceramah tentu sudah membosankan bagi siswa. Apalagi mereka telah belajar Microsoft Word sejak Sekolah Menengah Pertama. Jadi saya meminta siswa membentuk kelompok untuk membuat lirik lagu menggunakan fungsi2 toolbar/menu bar yang ada di Microsoft Word. Ini berfungsi untuk mengingatkan mereka penggunaannya sekaligus untuk mengaktifkan otak kiri dan kanan..

Saya pun melibatkan guru bidang studi lain untuk mengomentari penampilan para siswa. Ada 3 guru yaitu guru bidagn studi biologi (Bu Trima) , fisika (Bu Udz) dan penjas (Bu Susi). Layaknya kontes musik yang digelar di televisi2, para siswa pun semangat menampilkan karya per kelompok.

Ini saya copy-kan salah satu lirik lagu yang di buat oleh siswa kelas X.

Microsoft word

punya fungsi

Standar toolbar

Formatting toolbar

Dan juga drawing toolbar

Standar toolbar

Ada delapan belas fungsinya

Diantaranya

Yang pertama

Fungsi copy

Untuk menyalin data

Yang kedua adalah Fungsi save

Yaitu berfungsi Untuk menyimpan dat a

Yang ketiga adalah

Fungsi print preview

Untuk menampilkan dokumen di layar

Selanjutnya icon Formatting toolbar

Ada enam belas fungsinya

Diantaranya

Yang pertama Font

untuk ganti jenis huruf

Kedua font size

Untuk mengganti ukuran huruf

Drawing toolbar

Terbagi menjadi

dua puluh fungsi

diantaranya

yang pertama line

membuat garis

rectangle

membuat kotak

tolong…

jangan kau lupakan fungsinya

jangan kau pikirkan

gambarnya saja

Microoft Word

banyak fungsinya.

Dan… setelah semua kelompok selesai tampil, tiba2 Bu Susi bermain gitar sambil bernyanyi selamat ulang tahun. Bu Trima dan Bu Udz pun memberikan kue ulang tahun kepada saya. Anak2 pun serempak langung bernyanyi bersama. Tak lupa sesi pemotretan menggunakan kamera Bu Susi dilakukan. Benar2 kejutan! Terima kasih untuk Bu Trima, Bu Susi, dan Bu Udz. Semoga Allah SWT membalas kebaikan ibu2. Amiin

Tanggal 15 Pebruari bertambah satu usia semoga menjadi lebih baik. Berharap satu tahun ke depan semakin dekat kepada Allah SWT, diberi kemudahan dlm pekerjaan, kemudahan rezeki, diberi kesehatan hingga melahirkan dan bisa melihat anak2ku lahir dan tumbuh menjadi anak2 saleh/shalehah, menjadi anak yang berbakti kepada ortu dan istri yang terbaik bagi suamiku. Sukses dunia-akhirat. Amiin.


Bookmark and Share

Friday, February 12, 2010

Laptop untuk Guru


Pagi ini saya membaca koran ada artikel yang menarik tentang penjualan laptop bagi guru. Program yang sangat bagus diberikan oleh Klub Guru Indonesia (KGI) yaitu SAGUSALA. Program SAGUSALA mewujudkan Pendidikan abad 21 yang berkualitas melalui upaya setiap guru memiliki satu laptop dengan harapan dapat menghasilkan media belajar inovatif (konten pendidikan), berkolaborasi dengan guru di seluruh dunia dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Manfaat membeli laptop dari program tersebut adalah guru mendapatkan konten2 pembelajaran (gratis), bagi yang membayar tunai langsung mendapat potongan 500ribu, bagi yang menyicil atau kredit dengan bunga 0%, akses internet murah (Speedy), mengikuti pelatihan2 komputer (gratis) dan mendapat potongan harga lisensi Microsoft Office.

Menurut Pak Satria, dengan SAGUSALA ini :

1. Visi kita adalah : membuat lompatan kemajuan sistem pendidikan di Indonesia dengan transformasi di bidang pendidikan melalui pembelajaran berbasis teknologi informasi. Jadi visi kita bukanlah menjual laptop sebanyak mungkin. Laptop hanyalah alat yang kita anggap dapat membantu para guru dalam melakukan transformasi tersebut. Kita harapkan agar para guru dapat menjadi produktif dengan memiliki alat pembelajaran dan alat produksi (laptop) tersebut.
2. Misi kita adalah menjadikan guru-guru melek informasi dan memanfaatkan teknologi informasi dalam menjalankan tugas mereka sebagai agent of change (pelaku perubahan)di sekolah. Jadi guru harus diajak agar benar-benar bisa MEMANFAATKAN (dan bukan sekedar menggunakan teknologi informasi secara pribadi) teknologi ini dalam kegiatan pembelajarannya. Jadi laptop hanyalah alat dan tujuannya adalah agar para guru dapat belajar secara mandiri dan dapat menghasilkan media pembelajarannya sendiri. Ini akan membedakan kita dengan berbagai upaya penjualan laptop di luar Sagusala.

Jadi setelah memiliki laptop yang lengkap dengan berbagai macam materi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru dalam laptop tersebut maka kita akan mengadakan pelatihan berkala secara terstruktur kepada guru tersebut sampai guru tersebut benar-benar merasa percaya diri untuk memanfaatkan materi pembelajaran berbasis TI tersebut di kelasnya. Tidak ada gunanya punya laptop dan mendapat pelatihan secara intensif jika tidak terjadi perubahan dalam praktek pembelajarannya di kelas. Transformasi itu harus dapat dirasakan
manfaatnya oleh siswa.

Selain pelatihan berkala dan terstruktur, kita juga akan membentuk Komunitas Guru Pembelajar TI yang tentu saja bukan untuk guru-guru yang mengajar TI saja tapi bagi semua guru yang ingin mendapatkan manfaat sebanyak-banyaknya dari TI dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Jadi ada ALAT, ada PELATIHAN, dan ada KOMUNITAS. Tentu saja akan ada para MENTOR yang akan membantu para guru tersebut dalam belajar. Program ini akan menjadi program yang komprehensif dalam menjawab tantangan dunia informasi.

3. Target yang hendak kita capai adalah dalam satu tahun ini adalah 1000 guru yang bisa kita jangkau (sebuah angka yang sangat kecil untuk ukuran jumlah guru yang ada tapi mungkin cukup ambisius bagi KGI).

Semoga dengan program ini dapat mempermudah para guru untuk terus belajar, demi kemajuan kualitas pendidikan Indonesia.

Anda seorang guru dan berminat untuk membeli laptop dari KGI? Panduan pembelian dan pemesanan, silahkan kunjungi alamat ini.

Semoga bermanfaat :)


Bookmark and Share

Thursday, February 11, 2010

Try Out Menjelang Ujian Nasional


Ujian Nasional (UNas) sudah semakin dekat. Pihak sekolah, Disdik tingkat Kota, Disdik tingkat Provinsi, orang tua berpacu menggunakan berbagai strategi agar siswa memperoleh nilai yang baik. UNas hanyalah salah satu faktor kelulusan siswa. Tetapi kehebohan menghadapi UNas menjadikan UNas seperti satu2nya faktor kelulusan.

Upaya yang dilakukan sekolah dalam mempersiapkan siswa antara lain mengadakan bimbingan belajar, les, remedial, try out. Bahkan, membagikan standar kompetensi lulusan dan ruang lingkup materi yang diujikan kepada siswanya yang akan menghadapi UNas.

Try out yang dilakukan biasanya pada tingkat provinsi, kabupaten dan kota dilakukan satu kali hasilnya belum menggembirakan. Kemudian beberapa lembaga kursus dan bimbingan belajar juga tidak kalah geraknya melaksanakan try out bagi siswa-siswa yang mengecap pendidikan di lembaga yang bersangkutan. Demikian pula lembaga-lembaga kursus terkenal juga memberikan kontribusi nyata dengan melaksanakan try out. Belum lagi berbagai organisasi masyarakat dan kalangan organisasi kemahasiswaan melaksanakan progran try out dan kegiatan ini mereka melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah.

Try out sudah dilaksanakan di berbagai sekolah. Hasil try out tidak bisa langsung mencerminkan kemampuan siswa. Masih ada siswa yang belum belajar sungguh2 dalam menghadapi try out. Mereka berpikiran, try out bukanlah UNas yang sesungguhnya. Tetapi ada juga siswa yang sudah stres atau down karena hasil try out yang rendah. Baru try out saja rendah, apalagi UNas nantinya, begitu kata mereka.

Semoga try out yang dilaksanakan beberapa kali oleh berbagai pihak tersebut bisa efektif dan berdampak positif bagi hasil belajar siswa.

Kalimat penting yang saya dapatkan dari seorang guru adalah belajar itu menghadapi kehidupan bukan sekedar untuk lulus Ujian.

Semoga bermanfaat. :)


Bookmark and Share

Tuesday, February 9, 2010

Seminar Aplikasi Pembelajaran Kreatif Berbasis ICT

Semua profesi sekarang sudah bergaul dengan teknologi. Tidak heran lagi jika ada tukang bakso yang berjualan sambil menggunakan handphone. Atau tukang ojek yang menggunakan situs internet untuk mempromosikan jasa ojeknya.

Penggunaan internet hanya tiga puluh persen sisi negatifnya. Oleh karena itu mari kita semakin mengakrabkan kepada teknologi. Hal tersebut untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman yang tanpa batas di dunia maya.

Beliau menjabarkan sifat2 guru kreatif yaitu : reflektif, terbuka, ingin tahu, intropektif, mau mencoba, mandiri, percaya diri, tanggap, senang bermain, punya hati, bersimpati, menghargai keberagaman, ekspresif, fleksibel, spontan.

Hal sederhana yang sering terjadi di sekitar kita adalah yang belajar di sekolah adalah siswa. Sebenarnya tidak hanya siswa tetapi kepala sekolah, guru, orang tua, masyarakat harus juga terus belajar.

Sertifikasi guru sudah dilakukan pemerintah untuk menjadi guru lebih profesional. Tetapi ada dua tipe guru yang terjadi saat ini, yaitu guru pegawai dan guru profesional. Guru pegawai akan melakukan apa yang disuruh atasan dalam ruang lingkup pekerjaan, sedangkan guru professional akan melakukan sesuatu karena kompetensi-keyakinan dan kesadaran masa depan.

Teknologi itu gerbang untuk belajar bidang/hal yang lain. Lakukan dan lakukan terus, jangan takut untuk mencoba dan belajar. Namun efek samping teknologi menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Maksudnya dengan teknologi, orang menjadi kurang sosialisasi terhadap lingkungan nyata di sekitarnya. Tetapi menjadi sangat akrab dengan orang yang letaknya berjauhan dari tempat tinggalnya.

Saat ini siswa-siswi kita menyukai melakukan pekerjaan dengan multitaskking (secara bersamaan) misalnya dengan mendengarkan musik atau menonton tv; menyukai gambar dibandingkan teks; lebih suka games dibandingkan hal yang seruis. Tidak ada istilah siswa yang bodoh karena setiap siswa memiliki karakteristik masing2 (visual, auditori,kinestetik) dan mempunyai kecerdasan yang berbeda (kecerdasan majemuk).

Catatan penting bagi para guru, mendidik bukanlah mencari kesalahan tetapi mendidik adalah membangun kesadaran. Wibawa guru tidak akan hilang hanya karena bertanya pada siswanya. Belajar teknologi dengan siswa kita, hidup dengan teknologi. Menggunakan teknologi di kelas adalah masalah pola pikir.

Never old to learn

Semoga bermanfaat.

disampaikan oleh Agus Sampurno dalam Seminar Aplikasi Pembelajaran Kreatif Berbasis ICT di Pontianak


Bookmark and Share

Monday, February 8, 2010

Pembelajaran TIK dengan puisi




Menurut Arsyad (2002:15) menyatakan bahwa dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah metode dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan guru lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Pencapaian tujuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah media pembelajaran. Media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menciptakan suasana belajar secara kolaboratif, dan membuat siswa aktif.

Dalam pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sudah terbiasa menggunakan komputer dan alat IT lainnya. Tapi bagaimana jika menggunakan puisi dalam pelajaran TIK??? Itu yang akan saya gunakan! :mrgreen:

Saya akan meminta siswa untuk membuat puisi dengan kata2 yang berhubungan dengan Microsoft office yang sedang/telah mereka pelajari. Penggunaan puisi menjadikan siswa aktif dalam menulis dan mempresentasikan hasil karyanya. Saya mencoba hal baru dalam proses belajar mengajar ini bermanfaat bagi siswa diantaranya melatih berani mengekspresikan diri melalui kata2. Evaluasi pembelajaran ini bisa mencakup 3 ranah sekaligus, yaitu kognitif (menilai kemampuan siswa dalam menjabarkan materi TIK dalam puisi); psikomotorik (menilai keterampilan presentasi puisi siswa); afektif (menilai sikap dan tanggapan siswa saat pembacaan puisi).

Metode di atas sedikit bertentangan dengan keadaan yang terjadi sekarang, dimana hampir semua mata pelajaran menggunakan ICT (information and communication technology) sebagai media tapi saya guru TIK malah tidak menggunakannya. Huehehehe, saya hanya mencari sesuatu yang berbeda tetapi tetap mencapai tujuan indikator.

Semoga bermanfaat :)



Bookmark and Share