Ada siswa (sebut saja si A) menemui saya, menanyakan nilai raport TIK yang
pas KKM. Dengan senang hati saya perlihatkan sejarah nilai. Semua nilai tugas,
ulangan harian, UTS, dan UAS tertera di layar monitor. Si A mengakui nilai yang
tercetak di raport sudah sesuai dengan hasil yang dia kerjakan. Tetapi si A
masih merasa bisa praktik desain grafis. Sudah biasa gunakan aplikasi edit
foto. Saya jelaskan kembali bahwa dalam raport ada nilai kognitif, psikomotorik
dan afektif. Nilai psikomotorik si A sudah tinggi, jauh di atas KKM. Ternyata
si A masih berharap bisa menaikkan nilai kognitif. Si A minta tugas untuk
nambah nilai. Alasannya agar nilai dari sekolah tinggi karena salah satu
kriteria kelulusan dari nilai raport. Selain itu si A berencana mendaftar kuliah
dijurusan Informatika. Saya tetap tidak memberi tugas tambahan untuk menaikkan
nilai kognitifnya. Si A pergi dari ruang komputer dengan wajah sedih.
Beginilah jika siswa sekarang berorientasi nilai.