Saturday, January 25, 2014

Lulus SMA, kuliah atau kerja?


Setelah lulus SMA, siswa dihadapkan pada pilihan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (kuliah) atau kerja. Jika memilih kuliah, tentu persiapan mental, fisik, dan finansial dilakukan dari sekarang. Jika memilih kerja, lowongan kerja apa yang cocok untuk lulusan SMA?

Sebenarnya lulusan SMA dipersiapkan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Berbeda dengan lulusan SMK yang memang siap untuk terjun ke dunia kerja dengan keahlian yang dimiliki.

Try Out


Tanggal 20-23 Januari 2014 Dinas Pendidikan Kota Pontianak mengadakan try out untuk siswa/i kelas XII.

Try out merupakan strategi sekolah dan Dinas Pendidikan untuk membiasakan siswa kelas XII terhadap soal-soal UN. Tidak hanya sekolah dan Dinas Pendidikan yang mengadakan try out, lembaga bimbingan belajar juga mengadakan hal serupa. Try out bisa dilaksanakan berkali-kali.
Diharapkan dengan mengikuti try out, siswa kelas XII bisa mendapat nilai UN yang tinggi.
Dari hasil try out diperoleh gambaran kemampuan setiap siswa, sekolah dan peringkat pemerintah daerah dalam hal pendidikan. Tetapi ini baru try out, belum tentu hasil UN yang sebenarnya sama seperti try out.
Try out hanya salah satu cara agar siswa dapat memperoleh nilai UN tinggi. Selain itu, proses belajar mengajar di sekolah, faktor internal dan lingkungan siswa, pembagian kisi-kisi atau SKL.
Satu hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah KEJUJURAN dalam mengerjakan try out dan UN. Jadi hasil yang didapat memang sesuai kemampuan siswa. :)
Semoga bermanfaat

Cara Membuat Kalender Menggunakan Microsoft Publisher 2007

  • Buka Aplikasi Microsoft Office Publisher 2007.
kal1
  • Setelah Microsoft Publisher 2007 terbuka, pilih type Calenders.
kal2
  • Pilih Templates sesuai selera dan keinginan Anda.Saya memilih Template Pinstripes.
kal
  • Pada sebelah kanan, Anda bisa mengganti tampilan warna, tulisan, posisi tampilan kalender, dan set kalender per bulan atau per tahun.
kal4
  • Klik Set Calender Dates untuk menentukan bulan dan tahun yang akan dibuat. Klik OK
kal5
  • Klik Create untuk menampilkan kalender yang telah diatur.
kal6
  • Kalender sudah jadi. Anda bisa mengganti gambar, dan menambah keterangan pada hari libur nasional.
kal7

Cara Mendaftar Kuliah


Sebelumnya saya pernah menulis tentang Memilih Jurusan Kuliah yang sebaiknya sesuai dengan kepribadian, bakat, cita-cita, dan minat agar bisa memilih jurusan yang tepat untuk dijalani.
Sekarang saya menulis kelanjutannya yaitu cara mendaftar kuliah. Waktu saya SMA (2001), ada istilah dengan jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan) yang masuk berdasarkan nilai raport/prestasi akademik. Seleksi tidak berupa ujian tulis, melainkan berupa seleksi nilai raport. Selain itu ada istilah UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang masuk melalui tes tertulis.

Memilih Jurusan Kuliah

Bookmark and Share
Siswa/i SMA yang telah melaksanakan Ujian Nasional, mulai disibukkan dengan pilihan jurusan kuliah yang akan diambil jika lulus SMA. Ada yang sudah pasti dan yakin dengan pilihannya tetapi ada juga siswa yang masih bingung, ikut2 teman bahkan terpaksa memilih jurusan kuliah karena keinginan orang tua. Jika memilih jurusan kuliah tidak sesuai dengan kepribadian, bakat, minat serta potensi diri bisa menimbulkan beberapa masalah dalam proses belajar nantinya. Salah memilih jurusan kuliah punya dampak yang signifikan terhadap kehidupan masa mendatang.

Cara Menghadapi UN

Banyak siswa yang menempuh ujian nasional (UN) mengalami stress, meski telah dilakukan rangkaian acara pemantapan mata pelajaran atau pun bimbingan belajar. Penyebab para siswa itu stres menghadapi UN, karena dalam sepekan ujian itu akan menentukan nasib mereka meski sudah belajar dengan tekun sekitar tiga tahun. Siswa mengalami tekanan psikis menghadapi ujian nasional (UN). Ditambah lagi pihak sekolah mengadakan bimbingan belajar hingga pukul 16.00. Setelah itu mereka mengikuti bimbingan belajar di tempat les diluar sekolah. Pulang malam hari hanya tinggal lelah dan letih. Fisik dan psikis dipaksa kerja keras.

Thursday, January 9, 2014

Siswa SMP mengendarai motor ke sekolah







Motor matic melaju dengan kencang, menyalip motor saya yang berkecepatan 30 KM/jam. Seragam putih-biru dikenakan pengendara motor tadi. Saya yakin pengendara masih siswa SMP karena seragam khas yang digunakannya. Siswa SMP sudah terbiasa mengendarai sepeda motor. Padahal usia mereka belum memenuhi syarat untuk memiliki SIM C. Tetapi orang tua mereka memenuhi syarat untuk membeli motor. Halah!
Saat ini untuk memiliki motor bukanlah hal yang sulit. Uang muka (DP) yang ringan sudah bisa membawa pulang motor. Transportasi roda dua ini merupakan sarana angkutan yang praktis murah dan flexible, promosi penjualan sepeda motor dengan berbagai kecepatan, jenis, hemat bahan bakar dan cc tinggi, semakin ramai ditampilkan. Namun sering juga kita dengar banyaknya kecelakaan yang melibatkan roda dua.
Siswa SMP kisaran usia 12-15 tahun, secara mental dan sisi kedewasaan berfikir masih terlalu dini untuk memahami hak dan tanggung jawab di jalan. Belum bisa menempatkan diri, jiwanya masih dinamis dan emosinya disalurkan lewat kebut-kebutan di jalan raya. Hal ini tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tetapi bisa juga membahayakan pengguna jalan lainnya.
Secara aturan, syarat untuk mendapatkan SIM C adalah minimal usia 16 tahun. Di akhir tahun 2013, pihak kepolisian rajin mengadakan razia. Jika saja petugas kepolisian merazia di sekitar lokasi SMP, otomatis banyak yang akan terjaring.
Tidak bisa hanya menasehati siswa SMP yang belum cukup usia membawa motor tetapi orang tua juga harus diberi masukan bahaya yang akan terjadi pada anaknya. Dalih orang tua memberikan motor pada anak usia SMP antara lain, orang tua tidak ada waktu untuk antar jemput anaknya sekolah, belum lagi jika ada les tambahan. Pihak sekolah tidak melarang siswanya membawa motor ke sekolah, tetapi ada juga sekolah yang melarang namun pihak ketiga, artinya warga sekitar sekolah menyediakan lahan parkir untuk motor-motor tersebut.
Diperlukan pemahaman dan kesiapan mental untuk mengendarai sepeda motor. Jika tidak bisa menjadi sumber kecelakaan dan membahayakan orang lain.
Bookmark and Share

Saturday, January 4, 2014

Orang Tua dan Anak Belajar












Bookmark and Share

Mendidik anak balita perlu pengetahuan dan belajar dari pengalaman orang yang sudah mengalaminya. Sekarang saya mau berbagi cerita tentang mandi dan makan versi anak balita.

Anak2 suka main air. Saat mandi merupakan hal seru bagi anak2. Usia 3 tahunan ada sudah minta mandi sendiri. Satu ember air sudah hampir habis dengan bagian depan badan yang basah. Badan yang disabuni hanya seputar perut dan tangan. Ketika orang tua dalam kondisi kalut, lelah, masih banyak yang dikerjakan, melihat kelakuan anak yang mandi tadi bisa langsung marah dan orang tua memandikan anaknya dengan cepat. Selesai kah masalah? Ya, selesai untuk memandikan anak. Tetapi anak tidak belajar mandiri, orang tua perlu belajar lagi menyikapi dengan cara yang bijak membimbing anak mandi yang benar tanpa emosi dan marah.

Kegiatan selanjutnya adalah makan. Anak yang punya rasa ingin tahu yang besar, tentu mencoba menyuap makanan sendiri. Makanan yang ada dipiring perlahan lahan diambil dengan sendok lalu masuk ke mulut. Banyak makanan yang jatuh daripada yang masuk k mulut. Tangan kotor, meja berantakan. Jika orang tua menyikapi hal tersebut tanpa sabar mau maunya instan jadi makanan langsung disuapkan ditambah omelan kepada anak. Kemandirian dan kreativitas anak bisa hilang karena terhalang keinginan orang tua. Seandainya orang tua dalam keadaan tenang dalam menyikapi kelakuan anak makan sendiri bisa diberi alas kain lampin dibawah piring agar makanan yang berjatuhan tidak mengotori meja/lantai. Saya dan anak2 biasa menyebut alas itu “permadani”, selain itu biasakan cuci tangan sebelum dan setelah makan. Orang tua pun bisa sambil mengawasi dan membimbing anak makan sendiri.

Mari belajar bersama :)

Ganti Nilai Raport

Bookmark and Share

Ada siswa (sebut saja si A) menemui saya, menanyakan nilai raport TIK yang pas KKM. Dengan senang hati saya perlihatkan sejarah nilai. Semua nilai tugas, ulangan harian, UTS, dan UAS tertera di layar monitor. Si A mengakui nilai yang tercetak di raport sudah sesuai dengan hasil yang dia kerjakan. Tetapi si A masih merasa bisa praktik desain grafis. Sudah biasa gunakan aplikasi edit foto. Saya jelaskan kembali bahwa dalam raport ada nilai kognitif, psikomotorik dan afektif. Nilai psikomotorik si A sudah tinggi, jauh di atas KKM. Ternyata si A masih berharap bisa menaikkan nilai kognitif. Si A minta tugas untuk nambah nilai. Alasannya agar nilai dari sekolah tinggi karena salah satu kriteria kelulusan dari nilai raport. Selain itu si A berencana mendaftar kuliah dijurusan Informatika. Saya tetap tidak memberi tugas tambahan untuk menaikkan nilai kognitifnya. Si A pergi dari ruang komputer dengan wajah sedih.

Beginilah jika siswa sekarang berorientasi nilai.