Sunday, August 31, 2008

Profesi Guru

Guru adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia untuk menyongsong pembangunan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Guru dengan segala kemampuannya dan daya upayanya mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didiknya. Sehingga tidak salah jika kita menempatkan guru sebagai salah satu kunci pembangunan bangsa menjadi bangsa yang maju dimasa yang akan datang. Dapat dibayangkan jika guru tidak menempatkan fungsi sebagaimana mestinya, bangsa dan negara ini akan tertinggal dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian waktu tidak terbendung lagi perkembangannya.


Dokter adalah profesi yang memberikan pelayanan kesehatan kepada sumber daya manusia yang merupakan tenaga penggerak dalam menjalankan pembangunan. Tidak bisa dibayangkan akibatnya jika dokter tidak memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.
Namun sungguh disayangkan, dalam faktanya, guru dan dokter dalam berbagai aspek sangat berbeda sekali bagaikan langit dan bumi *halaah sampe segitunya*. Guru yang dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa memang benar2 jasanya kurang dihargai.
Sementara dokter secara ekonomi sudah tidak bisa kita karakan lagi perbedaannya dengan guru. Kita sudah melihat dokter mendapat beberapa fasilitas, tunjangan, intensif dll yang menempatkan profesi dokter sebagai profesi yang layak utnuk dihargai dalam masyarakat.
Banyak guru di sekolah tanpa memiliki ijasah kependidikan. Jika hal itu terjadi didalam profesi dokter, setiap sarjana bisa melaksanakan praktek, berapa juta manusia yang akan menjadi korban malpraktek??. Sama halnya jika semua sarjana dapat menjadi guru *terlebih lagi yang tidak memiliki ijasah akta mengajar*, akan berapa banyak lagi generasi kita yang akan menjadi korban miseducation??
Kita sebagai insan pendidikan sangat mendukung program sertifikasi yang dilakukan pemerintah. Kebijakan itu diharapkan dapat menstratakan guru menjadi lebih baik. Amin.
Kita tidak akan melihat lagi tayangan televisi “Eagle Award” yang menayangkan seorang kepala sekolah merangkap sebagai pemulung. Ini adalah kenyataan akibat dari kurangnya penghargaan terhadap guru. Bagaimana tujuan pendidikan akan berhasil dicapai jika guru masih mempunyai tujuan yang beraneka ragam.
Nah sekarang bagaimana sikap guru terhadap profesinya sebagai guru agar proses fasilitasinya semakin bermutu? Untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran, ada dua hal yang sebaiknya dilakukan seorang guru. Pertama, penciptaan dan menataan suatu kondisi edukatif yang nyaman, aman, tenang dan tentram. Hal ini menyangkut relasi antara gur dan murid terutama dalam proses pembelajaran di kelas. Adanya suasana yang menyenangkan, akrab, penuh pengertian dan mau memahami sehingga murid merasakan bahwa dirinya telah dididik dengan penuh cinta dan tanggung jawab.
Kedua, guru sebaiknya memiliki, memahami, menghayati dan mengimplementasikan perilaku positif yang berakar pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total. Guru harus memiliki spirit sukses, roh keberhasilan dan motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan.
Hal tersebut bisa tercapai jika guru menghayati profesi keguruannya. Berikut catatan singkatnya.
Ketika guru sungguh dihayati sebagai rahmat, maka seorang guru bekerja tulus penuh syukur. Bekerja senantiasa berbuat baik dan menunjukkan kemurahan hati serta ebrtekad menjadi guru yang lebih baik lagi.
Sebagai penerima amanah, guru terikat secara moral untuk mendidik muridnya hingga mencapai kedewasaan biologis-psikologis-spiritual sehingga guru bekerja benar dengan penuh tanggung jawab.
Panggilan hidup sebagai guru dipenuhi untuk menjawab suara Sang Pemanggil. Seorang (guru) yang secara natural menghayati panggilan jiwanya akan sukses dalam melaksanakan tugas panggilannya.
Aktualisasi diri akan terlaksana melalui pekerjaan, karena bekerja (sebagai guru) adalah pengerahan energi biologis, psikologis, spiritual yang selain membentuk karakter dan kompetensi kita membuat sehat lahir batin ssehingga dapat berkembang secara maksimal.
Menghayati guru sebagai ibadah membuat guru bekerja serius penuh kecintaan. Karena hakikat ibadah adalah persembahan diri, penyerahan diri yang dilandasi kesadaran mendalam dan serius bahwa kita berutang cinta kepada Dia yang kita puja. Sehingga kita patut mengabdi dengan sepenuh cinta pula.
Penghayatan bahwa guru adalah seni akan mendatangkan suka cita dan kegembiraan hati dalam bekerja memicu gagasan cerdas seorang guru untuk bekerja kreatif.
Menghayati guru sebagai kehormatan akan membuat guru bekerja sebaik2nya, mengedepankan mutu setinggi2nya dan menampilkan prestasi sebagus2nya.
Melayani adalah pekerjaan yang mulia. Kerja yang berorientasikan pada hal2 yang mulia membuat hidup kita menjadi lebih bermakna. Jadi sebagai guru, bekerjalah denga penuh jiwa melayani penuh kerendahan hati.
Kesimpulan dari tulisan campur aduk di atas adalah perbaiki kualitas pendidikan dengan meningkatkan kualitas guru.
Wallahu’alam.


Wednesday, August 27, 2008

Pentingnya Berpikir Positif

POSITIVE THINKING!!!!!!!!
Dalam menjalani hidup, tentu saja kita sebagai manusia selalu ada masalah n tantangan yang diberikan Allah SWT. Apa yang Allah berikan itu pastilah untuk menguji kita sebagai hamba apakah tetap berada dijalan-Nya atau tidak.
Setiap orang punya masalah tapi yang membedakan orang yang satu dengan yang lain adalah bagaimana orang tersebut me-manage n menyikapi masalah yang dihadapi.
Secara sadar ataupun tidak, kita sering mengeluh dan berpikir negatif terhadap keadaan atau situasi yang kita alami. Berpikiran negatif kepada sesama manusia saja tidak baik, apalagi kalau kita sampai berpikiran negatif kepada Sang Pencipta?! Na’udzubillah.



Keadaan kita tidak akan berubah dari satu kondisi ke kondisi lain, kecuali dengan usaha kita sendiri. Memang...,semuanya hanya akan terjadi dengan takdir Allah, tapi dalam menjadikan segala sesuatu itu, Allah menggunakan sebab. Selama kita belum mengenal hukum perubahan ini dengan baik, maka segala upaya untuk mengatasi rasa cemas atau agar terbebas dari kesusahan, tidak berguna. Kita tidak akan mampu terbebas dari rasa cemas kecuali jika kita sendiri bersikeras untuk mengatasi hal ini.
Luruskan niat.
Perbanyak n optimalkan ikhtiar.
Berdoa n tawakal kepadaNya.
Ikhlas *dapat rumus baru dari adik*
Semua kesusahan, kegelisahan, kecemasan *dan ntah apalagi istilah lainnya* akan hilang dengan mengubah dan meluruskan gaya berpikir kita.
Hidup ini merupakan hasil dari pikiran kita.
Hilangkan penyakit hati. Sering kali kita sendirilah yang membuat rasa cemas terjadi pada diri kita. Juga kita sendiri yang memilih terjadinya kesusahan dan kesedihan. Penyakit ini tentu bukan karena virus akan tetapi penyakit akibat adanya kerusakan pikiran kita dan akibat sedikitnya iman kita kepada Allah SWT..
Cintailah orang lain seperti mencintai diri sendiri. Kalimat sederhana itu bermakna dalam karena merupakan hal yang dapat membawa kebahagiaan bagi jiwa manusia. Ketika kita mencintai saudara kita seperti kita mencintai diri sendiri, dada kita akan terasa lapang. Jiwa kita terasa tenang dan kita akan merasakan puncak kepuasan.
Kebahagiaan kita menjadi bertambah ketika kita menanggalkan titik2 hitam. Titik2 hitam ini bisa berupa rasa dengki, iri, benci, dendam, dan sebagainya.
Jangan bersedih dengan masa lalu. Pikirkan n laksanakan masa kini. Persiapkan diri untuk masa depan. Adanya perasaan sedih karena masa lalu, juga karena mengingat peristiwa masa lalu yang tidak mungkin kembali lagi merupakan suatu kelemahan yang akan menjadikan seseorang terus merasa terus terbelenggu dan hanya akan menjadikannya lemah dan tak berdaya.
Sebagai penutup, saya hanya bisa memberikan pesan *teori yang belum tentu juga selalu saya praktekan* bahwa barangsiapa yang meminta pertolongan Allah, maka ia selamanya tidak akan menjadi lemah. Jadi ada motivasi bagi muslim/muslimah agar percaya diri atas kesuksesannya dan agar tidak putus asa.
Always smile. Keep Caiiyooo..!


Sunday, August 24, 2008

Musik dalam Pembelajaran

Pada saat pembelajaran guru dapat memutar musik untuk menciptakan
relaksasi dan kegairahan siswa. Musik menjadi pembangkit motivasi siswa. Mereka bergairah mengikuti kegiatan belajar dan melepas ketegangan dalam menyelesaikan kegiatan.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa musik memberikan banyak manfaat kepada manusia atau siswa seperti merangsang pikiran, memperbaiki konsenstrasi dan ingatan, membangun kecerdasan emosional.


Musik juga dapat menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri, yang berarti menyeimbangkan perkembangan aspek intelektual dan emosional.
Sampai saat ini ada anggapan musik yang bisa memberi pengaruh positif dan mencerdaskan otak adalah musik klasik. Hardjana (2005), mengatakan bahwa ”baru musik klasiklah yang sudah diteliti para ahli, sehingga musik klasik dianggap bisa mengasah otak”.
Gallahue (Sri : 2005), mengatakan ”Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah”.
Bahkan sejak dalam kandungan proses pembelajaran melalui musik klasik juga bisa bermanfaat. Berdasarkan jenisnya, musik klasik adalah musik yang terbaik pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Tetapi musik rock dan heavy metal kurang. Itu karena musik klasik bersifat universal, artinya berlaku untuk semua orang.
Kata guru fisika saya dulu bahwa pengaruh musik terhadap seseorang bukan hanya dari keindahan nadanya saja, tetapi ditentukan oleh frekuensi dan amplitudo getaran-getaran suara.
Jadi, dalam proses belajar mengajar dapat dimasukkan unsur musik. Musik dipakai sebagai background yang mengiringi pelajaran. Musik yang digunakan adalah musik-musik klasik instrumental, sehingga siswa menjadi rileks dan memiliki semangat belajar yang tinggi serta menikmati pelajaran yang diajarkan gurunya.

Sunday, August 17, 2008

Menjadi Pendidik Yang Sukses

Petualangan di tempat kerja yang baru membuat saya harus lebih giat menambah ilmu, mencari n bertanya pengalaman dari rekan2 yang telah sukses sebelum saya.

Dulu kita beranggapan pengalaman adalah ilmu yang baik tetapi skrg pengalaman orang lain adalah ilmu yang baik. Ya, melalui pengalaman orang lain yang telah sukses tentu kita akan tahu bagaimana proses yang dijalaninya, kita bisa mencontoh atau mengambil hikmah dari situ. Jika orang lain telah melewati jalan yang akan kita lewati, otomatis kita akan tahu letak jalan lurus, ada belokan atau lubang dan jalan yang rusak sehingga kita tidak akan mengulangi kesalahan mereka.


Selanjutnya kita tinggal menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang kita alami. Karena setiap pendidik memiliki karakter, gaya yang berbeda dalam mendidik siswa2nya. Begitu juga dengan bidang studi yang diajarkannya.

Tugas seorang pendidik tidak terbatas pada pemenuhan otak siswa saja dengan berbagai ilmu pengetahuan. Namun seorang guru juga harus mengajarkan pendidikan menyeluruh yang memasukkan beberapa aspek akidah dan tata moral. Oleh karenanya, seorang pendidik yang sukses harus mampu menjadikan perkataan dan tingkah laku siswanya di kelas selalu berlandaskan kepada petunjuk Nabi yang benar.

Ia harus bisa ikhlas dalam segala aktivitasnya hanya untuk Allah dan tidak karena harta. Jika ia diberi gaji atau honor meskipun itu sedikit, ia tetap bersyukur *tantangan yang cukup berat*. Kalaupun tidak diberi, ia tetap bersabar dan Allah akan meberi rezeki kepadanya di dunia dan akan dicatat sebagai pahala di akhirat.

Syarat Pendidik yang Sukses (Muhammad Jameel Zeeno, 1999 : 47-54) :

  1. Yang bersangkutan harus menguasai bidang yang diajarkannya. Ia juga memiliki inovasi dalam praktik pengajarannya, mencintai pekerjaan dan siswanya, mengerahkan segala potensi yang dimilikinya dalam penddikan untuk mencapai pendidikan yang baik dan membekali diri dengan pengetahuan yang bermanfaat.
  2. Ia juga harus bisa menjadi contoh yang baik bagi yang lainnya, baik dalam perkataan maupun perbuatannya.
  3. Ia harus melaksanakan terlebih dahulu apa yang ia perintahkan kepada murid2nya, mulai dari tingkah laku, akhlak, dan ilmu yang diajarkan. Jangan sampai ia melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan apa yang dikatakannya sendiri.
  4. Seorang pendidik harus mengetahui bahwa tugasnya sebagai guru menyerupai tugas para Nabi yang diutus oleh Allah untuk mengajarkan petunjuk kepada umat manusia. Ia juga harus bisa mencintai mereka layaknya orang tua. Ia bahkan dianjurkan mau berbuat baik dalam membantu anak didiknya dalam menyelesaikan masalah dan hal yang lain, yang merupakan bagian dari tanggung jawabnya.
  5. Seorang pendidik harus berbeda kadar keluhuran akhlak, tingkat pendidikan, dan kecerdasannya. Oleh karena itu, ia berkewajiban untuk berusaha memperbaiki akhlaknya dan menambah pengetahuannya.
  6. Seorang pendidik sukses akan senantiasa saling tolong menolong dengan rekan seprofesinya sesama pendidik.
  7. Pengakuan terhadap suatu kebenaran merupakan suatu hal yang utama. Oleh karenanya, seorang pendidik yang ingin sukses harus tunduk pada kebenaran dan tidak segan meninjau kembali kesalahan2 yang dilakukannya.
  8. Seorang pendidik hendaklah senantiasa berlaku jujur dalam bertutur. Ingatlah bahwa semua kejujuran pasti membawa kebaikan. Jangan sekali2 mendidik siswa dengan berdusta walaupun hal itu menguntungkan.
  9. Seorang pendidik hendaklah bisa menghiasi dirinya dengan sifat sabar pada saat menghadapi permasalahan dengan para siswa dan pelajarannya. Hanya dengan bersabar, ia bisa tertolong untuk melakukan dan meyelesaikan aktivitas yang mulia.

Semoga saya, Anda dan seluruh pendidik Indonesia dapat memenuhi syarat menjadi pendidik yang sukses !!! Sehingga kelak, masa depan bangsa kita menjadi lebih baik.

Wallahualam

Wednesday, August 13, 2008

Komputer Sebagai Alat Bantu Pembelajaran

Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran yang dibantu komputer dikenal dengan nama CAI yaitu "Computer Assited Instruction" . Prinsip pembelajaran ini menggunakan komputer sebagai alat bantu menyampaikan pelajaran kepada user secara interaktif. Perubahan metode pembelajaran dan pengajaran telah menyebabkan alat yang digunakan menjadi meluas, misalnya: video, audio, slide dan film.


CAI yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. CAI juga bermacam-macam bentuknya bergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan.


Jadi CAI adalah penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam dunia pendidikan dan pengajaran. CAI membantu siswa memahami suatu materi dan dapat mengulang materi tersebut berulang kali sampai ia menguasai materi itu.


Penggunaan Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran


Untuk Tujuan Kognitif

Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.

Untuk Tujuan Psikomotor

Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.

Untuk Tujuan Afektif

Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan klip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer.

Keistimewaan pemakaian komputer dalam proses pembelajaran (Muhamad Ikhsan, 2006) :

1. Komputer bisa mengajar secara individual (individualisasi dalam proses pembelajaran) kecepatan bisa sesuaikan dengan kemampuan siswa, metode/strategi belajar yang lebih tepat, penyesuaian isi materi dan tingkat kesukaran.

2. Bisa digunakan kapan saja (tidak terbatas waktu) dan bisa digunakan dimana saja (tidak terbatas ruang).


3. Hilangkan rasa malu takut.

Adapun bentuk-bentuk penerapan aplikasi CAI (Computer Assisted Instruction) dalam pembelajaran sebagai berikut (Heinich,et:al, 1996):

1.) Drill & Practice


Tujuan

Setelah menjalankan program Drill & Practice ini siswa akan lebih terampil, cepat, dan tepat dalam melakukan suatu keterampilan. Misalnya keterampilan mengetik, atau menjawab soal hitungan.

Isi

Disini siswa dianggap sudah mengetahui teori yg mendasari keterampilan itu serta mengetahui cara/prosedur mengerjakannya. Jadi dalam Drill &
Practice tidak ada bagian penjelasan, yang ada hanya sejumlah soal/pertanyaan dan “feedback.” Soal/pertanyaan2 tersebut diberikan dalam suatu urutan/alur (“sequence”) tertentu: mudah – sulit ? siswa menjawab dinilai & feedback : benar – salah soal/pertanyaan berikut dan seterusnya.
Umumnya kontrol yang dimiliki siswa sangat terbatas. Ia hanya dapat memilih tingkat kesulitan materi, sedangkan alur dari penyajian isi di kontrol oleh sistem. Variabel yang digunakan : tingkat kesulitan isi/materi, kecepatan menjawab, atau waktu menjawab.

2.) Tutorial


Tujuan

Membuat siswa memahami suatu konsep/materi yg baku.

Isi

Sejumlah konsep/materi yang perlu diajarkan dan difahami siswa.
Kemudian diikuti dengan sejumlah pertanyaan, atau latihan/soal untuk memeriksa pemahaman siswa terhadap konsep/materi tersebut. Siswa berinteraksi dengan komputer seperti ia berinteraksi dengan guru: “one-to-one session.”
Bila materi yang akan diberikan cukup banyak, maka penyajiannya akan diberikan secara bertahap, mulai dari materi dasar ke tingkat yg lebih tinggi, dan seterusnya. Selain itu ada pula sejumlah pertanyaan/soal yg pemunculannya dibuat random.
Bila siswa gagal melewati kriteria untuk “lulus”, maka ia akan dikembalikan ke bagian penjelasan konsep/materi yang pertama. Akan tetapi bila sistem ini disertai dengan modul “remedial”, maka bila gagal, siswa akan diberikan remedial terhadap topik yang ia salah saja (tidak mengulang semua).

Keuntungan

Lebih individualized dari Drill & Practice ada penilaian terhadap respon, serta dapat dibantu bagian yang tidak difahami --- mengulang materi, atau ke modul remedial.

3.) Games/Edutainment

Materi atau konteks dari permainan merupakan hal yang ingin diajarkan, sekaligus ia juga berperan sebagai motivator. Pendekatan motivasi, dibedakan antara :
motivasi intrinsik : tidak ada reward diluar atau tanpa reward seperti “point” misalnya, anak menyenangi permainan tersebut.
motivasi ekstrinsik : ada reward dari luar, misalnya uang, atau “point” .
Menimbulkan motivasi intrinsik harus ada tiga hal:
Challenge : Goal dari permainan harus jelas. Selain itu hasil/konsekwensi yang dapat dicapai akibat dari aksi/response pemain sulit untuk diterka semacam ada unsur luck. Tidak diketahui cara/strategi yg paling optimal.
Fantasy : Adanya situasi permainan yang merangsang munculnya imaginasi pemain.
Curiosity : Ada unsur yang “baru” (novelty) bagi pemain, akan jangan terlalu banyak hal “barunya” sebab akan menyebabkan permainan sukar dimengerti.

4.) Mindtools

Mindtools alat bantu belajar yang menyediakan sejumlah fasilitas atau fungsi yang dapat dipakai untuk digunakan siswa dalam memfungsikan cara berpikirnya sehingga dapat optimal.
Lingkungan pembelajaran yang disajikan pada siswa bukan berpatokan pada membuat siswa menurut saja pada struktur materi yang sudah dirancang alurnya oleh programmer, akan tetapi justru hanya memberikan sejumlah fasilitas atau alat (tools) untuk digunakan siswa dalam ia mengambil dan merancang alur belajarnya sendiri.
Kontrol penuh ada di tangan siswa (learner control) dalam ia menentukan baik tujuan yang ingin dicapai, materi yang dipelajari, maupun tingkat kedalaman pemahaman yang ingin diraih. dan akan lebih memotivasi siswa untuk belajar karena ia dapat sesuaikan dengan kebutuhannya. Guru disini berperan sebagai fasilitator, model, dan pelatih (coach).

Berangkat dari asumsi dasar bahwa siswa itu mempunyai perbedaan dalam daya tangkap, lingkup pengetahuan yang sudah dimiliki (prior knowledge), keterampilan belajar, minat, maupun motivasi untuk belajar.

Belajar yang dalam (deep learning) menuntut siswa menggunakan teknik/strategi berpikir yang sistematis dan terencana, tajam daya analisanya, kritis, kreatif, dan memiliki ketrampilan memecahkan masalah (problem solving) yang baik.
Keterampilan berfikir (ketrampilan belajar) adalah ketrampilan yang harus dengan sengaja dipelajari, bukan bersifat bawaan lahir (seperti halnya inteligensi). Keterampilan belajar inilah yang menjadikannya self-regulated (directed) learner.

5.) Simulation


Tujuan

Proses simulasi biasanya digunakan untuk mengajarkan proses atau konsep yang tidak secara mudah dapat dilihat (abstrak), seperti bagaimana bekerjanya proses ekonomi, atau bagaimana hubungan antara supply & demand terhadap harga dan seterusnya. Simulasi juga dilakukan untuk memunculkan suatu keadaan yang berbahaya dan dicobakan di dunia riel. Misalnya percobaan percampuran berbagai zat kimia, atau perputaran planet.
Umumnya setelah siswa mencoba sendiri, atau menjalankan simulasi ini, guru harus memeriksa kesimpulan (discovery) yang dibuat siswa: ketepatannya.

Isi

Suatu konsep atau keadaan yang akan dieksplorasi proses perubahan atau terjadinya. Siswa akan diberikan sejumlah variabel (beserta parameternya) yang dapat di mainkan/manipulasi untuk menimbulkan keadaan tertentu. Asumsi dasar dari proses belajar disini adalah melalui percobaannya siswa akan mengerti prinsip dari terjadinya proses tersebut (discovery learning).

Keuntungan

Berlangsungnya proses dapat diatur kecepatannya; dapat dipercepat (untuk proses yang perubahannya lama), atau diperlambat (untuk proses yang perubahannya terjadi cepat).
Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap proses perubahan dapat secara langsung dimainkan, atau di manipulasi siswa sehingga ia dapat melihat langsung bagaimana pengaruh setiap variabel itu.
Umumnya siswa akan lebih termotivasi menjalankan simulasi dibanding Drill & Practice atau tutorial, karena siswa punya kontrol terhadap variabel yang dipilihnya rasa ingin tahunya terpenuhi.

Saturday, August 9, 2008

Kenapa Anak Putri Harus Belajar


Imah adalah seorang pembantu rumah tangga. Setiap pagi ia mengantar putri majikannya, Azizah, berangkat ke sekolah. Sedang sore hari dia menjemputnya.
Suatu hari Imah bergumam, “Alangkah bahagianya sekiranya aku ditakdirkan menjadi anak kecil lagi sehingga bisa belajar di sekolah”.

Mendengar kata2 itu, Azizah menatap wajah Imah dengan penuh rasa heran. Selanjutnya dia berucap, “Apakah Engkau suka, wahai bibiku, sekiranya bibi menjadi seorang pelajar?”

Spontan Imah menjawab dengan hati yang pilu, “Jelas! Sebab, andaikan dulu aku sempat mengenyam bangku sekolah, mungkin nasibku tidak seperti sekarang, menjadi pembantu rumah tangga. Aku menjadi pembantu karena terpaksa, sebab suamiku telah meninggal. Aku mewarisi rumah yang banyak dari peninggalan suamiku. Kebetulan aku mempnyai seorang kerabat ipar, ku kira dia seorang yang amanah (dapat dipercaya) seperti suamiku. Sehingga aku tidak keberatan untuk menyerahkan semua pengelolaan rumah dan harta kekayaanku kepadanya. Tidak tahunya, dia menjual semua rumah dan harta kekayaanku kepada orang lain, kemudian hasil dari penjualan itu dia pergunakan untuk sesuatu yang kurang bermanfaat. Sayang sekali pada waktu itu aku tidak pandai membaca dan menulis, sehingga aku mau memberi cap jempol di atas kertas yang bersegel dengan rasa suka dan rela. Aku mau berbuat demikian itu, karena dia telah menjelaskan kepadaku bahwa apa yang aku cap kan di atas kertas segel itu hanya merupakan transaksi sewa-menyewa, bukannya transaksi jual-beli.
Ketika aku sadar bahwa semua harta kekayaanku telah dia habiskan, maka persoalan ini kuadukan kepada mahkamah. Setelah disidangkan, dia divonis hukuman penjara karena ketidakjujurannya dan dikenai denda ganti rugi. Ironisnya, aku tidak memperoleh harta sedikit pun darinya, Karena dia sendiri menjadi bangkrut, tak punya apa2. Setelah tak ada lagi harta yang dapat menghidupi diriku, terpaksa aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sekiranya dulu aku belajar, maka tidak mungkin pengkhianat itu bisa menipu dan membohongi diriku dan berbuat apa saja yang dikehendakinya”.
Selanjutnya, Imah berucap sambil meneteskan air mata, terlihat tanda2 kesedihan menghias wajahnya, “Walaupun demikian, tetapi aku masih mempunyai keinginan kuat untuk belajar. Sehingga pada waktu2 kosong bisa aku pergunakan untuk membaca buku2 yang dapat meringankan kesedihan, menghibur kepedihan hatiku dan menemaniku di kala aku sedang kesepian. Selain itu, aku pun dapat menghafal Al-Qur’anul Karim. Dengan demikian, aku berharap bisa menjadi seorang wanita yang mengerti benar tentang masalah2 agama Islam. Di samping itu aku juga dimasukkan ke dalam kelompok kaum wanita muslimah yang shalihah”.

Mendengar ucapan Imah yang memelas itu, hati Azizah tersentuh sehingga ia bertanya kepada Imah, “Wahai bibi Imah, jika bibi benar2 ingin belajar, mulai saat ini aku siap mengajarimu. Perlu bibi ketahui bahwa segala sesuatu akan terasa mudah selagi ada kemauan yang keras. Mulai saat ini, setiap seminggu aku sediakan waktu satu hari untuk mendampingi bibi belajar membaca dan menulis. Karena aku merasa bahwa bibilah yang mengasuh diriku, sehingga dimataku kedudukan bibi adalah seperti kedudukan ibuku sendiri. Di samping itu jasa bibi amat besar terhadap diriku”.


Kemudian Imah berkata kepada Azizah, “Mudah2an Allah memberikan berkah kepadamu, wahai putri majikanku! Dan semoga Engkau juga mendapati diriku, insya Allah, sebagai orang yang selalu taat kepadamu dan tidak pernah melanggar perintahmu, karena Engkau adalah guruku”.


Kini Azizah mempunyai peran ganda. Di siang hari ia sebagai siswi, dan di malam hari ia sebagai pendidik (guru). Begitu pula Imah juga memiliki peran ganda. Di siang hari ia seorang pembantu rumah tangga, sedangkan di malam hari menjadi seorang siswi.


Tidak lama belajar, Imah sudah pandai membaca dan menulis. Bahkan, ia sering duduk bersama Azizah di ruang baca guna membaca buku2 perpustakaan pribadi milik Azizah serta belajar bersamanya. Dengan demikian, kini Imah termasuk dalam golongan wanita terpelajar, sehingga martabatnya lebih bernilai di mata keluarga majikannya. Hal ini bukan sesuatu yang aneh, sebab setiap orang yang bersungguh2 pasti mendapatkan apa yang dicita2kan.